Tuesday, April 22, 2008

AQIQAH : PERBAHASAN MENGENAI HARI

Menurut buku Menanti Buah Hati dan Hadiah untuk Yang Dinanti,
penulis Ust. Abdul Hakim Abdat telah menulis pada halaman 244 :
"Tidak ada khilaf diantara para ulama tentang penyembelihan
pada hari ketujuh merupakan keterangan yang sah datangnya
dari Nabi Shallallahu'alaihi wasallam. Hanya mereka
berselisih apakah hari ketujuh itu merupakan ketetapan yang
mutlak atau hanya waktu yang disukai dan lebih utama dari
waktu yang lain?"
Imam Malik bin Anas berpegang bahawa hari ketujuh merupakan
ketetapan mutlak,jadi kalau di aqiqah sebelum atau sesudah hari
ketujuh maka aqiqahnya tidak sah. Jumhur ulama pula berpendapat
bahawa hari ketujuh merupakan waktu yang disukai, jadi kalau
disembelih sebelum atau sesudah hari ketujuh maka sembelihannya
itu sah hanya menyalahi keutamaan.
Berkata Ust. Abdul Hakim dibukunya tersebut:
"...apabila belum mampu pada hari ketujuh maka diaqiqahkan
pada hari keempat belas. Dan apabila belum sanggup juga pada
hari ke 14 maka diaqiqahkan pada hari ke 21. ..." (hal. 245).
Bacalah pembahasan masalah aqiqah tersebut lebih jauh di buku
beliau. Kemudian mengenai hadits Nabi mengaqiqahkan dirinya, Dari
Anas :
"Sesungguhnya Nabi Shallallahu'alaihi wasallam meng'aqiqahkan
dirinya sendiri sesudah kenabian (sesudah beliau diangkat
menjadi nabi)." (Diriwayatkan oleh Baihaqiy juz 9 hal. 300
bab Aqiqah).
Berkata Ust. Abdul Hakim di bukunya tersebut:
"Hadits di atas dhaifun jiddan (tersangat lemah) kalau tidak
mau dikatakan sebagai hadits maudhu' (palsu). Di sanadnya ada
seorang rawi yang bernama Abdullah bin Muharrar dan dia ini
sangat lemah sebagaimana diterangkan oleh Al Hafizh Ibnu
Hajar. Imam Ahmad mengatakan munkar dan beliau melemahkan
Abdullah bin Muharrar ini. Imam Baihaqiy mengatakan bahwa
hadits ini munkar.Imam Nawawi mengatakan hadits ini batil!"
(hal. 243-244).
Semoga bermanfaat, dalam rangka menolong agama Allah dan semoga
Allah menolong saya. Amiin.
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolong kamu dan meneguhkan kedudukan kamu".
(Muhammad : 7)
Wassalam

(Sumber rujukan : Menanti Buah Hati dan Hadiah untuk Yang Dinanti,Ust.AbdulHakim Abdat, Darul Qalam, Jakarta, Cet. III.)

0 comments: